Biasanya mendekati masa-masa MPASI kita sebagai Moms akan
merasa bingung, baik mulai dari perlengkapan MPASI yang harus dibeli,
bahan-bahan yang harus disiapkan, variasi menu yang akan diberikan, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan info kita tidak akan segan mencari di forum
internet maupun bertanya di komunitas Whatsapp Group. Alhasil jadi tambah
bingung, itulah pengalaman saya sewaktu Hill mau mulai MPASI. Sebenarnya tidak
salah kok banyak mencari informasi, namun kita juga harus pandai memilah sesuai
situasi nyata yang kita hadapi. Maksudnya? Misalkan saya dapat informasi untuk
buat MPASI anak beli blender ini, food container itu, beli
bahan xxxx dan yyyy. Tapi pada nyatanya gak mungkin deh saya kasih MPASI
homemade terus soalnya pergi kerja harus pagi-pagi ke jakarta (rumah saya waktu
itu masih di cisauk-kabupaten tangerang selatan), beli semuanya waktu itu rumah
udah penuh sama 'harta karun' mertua. Akhirnya saya bertanyalah kepada dokter
anak, menu MPASI pemula yang disarankan.
Selain menu, saat itu yang lagi heboh diperbincangkan di
kalangan whatsapp grup emak-emak adalah metode pemberian MPASI. Jadi ada 2
(dua) metode pemberian MPASI:
1. Responsive Feeding, metode ini dikenal dengan menyuapi si
kecil, ada interaksi bicara dan tatap mata.
2. Baby Led Weaning, dalam metode ini si kecil dibiarkan
mengeksplorasi makanan termasuk putuskan sendiri berapa banyak yang dimakan
(biasanya berbentuk finger food, yang dapat dipegang si anak).
Apapun metode yang akan dipakai merupakan hak dari
masing-masing orangtua, yang terpenting kita dapat memastikan bahwa kebutuhan
nutrisi si kecil tercukupi.
Akhir tahun lalu, saya dan Hill menghadiri acara anniversary ke-4 @ceritaBLW di kemang. Dalam acara tersebut hadir seorang nutritionist dari Youvit, Rachel Onsen. Menurut Rachel, pemilihan makanan bagi si kecil amat penting supaya:
1. Pertumbuhan si kecil optimal
2. Meningkatkan imunitas si kecil
3. Mencegah obesitas
4. Mencegah kerusakan gigi
5. Mencegah konstipasi
Dan sebaiknya di awal MPASI pengenalan makanan dimulai
dengan bermacam variasi sayuran, karena rasa sayuran lebih netral daripada
buah. Awal MPASI adalah kesempatan orangtua memberikan beragam rasa dan tekstur
pada si kecil, namun jangan diberikan rasa yang manis, asin, dan MSG, karena
hal tersebut dapat menjadi penyebab anak memilih-milih makanan (picky eater).
Rachel Olsen, memperkenalkan metode "SAPERE" untuk
pengenalan buah dan sayur pada anak, yaitu:
1. Ekspresi lebih jelas kepada makanan: tidak hanya yummy/
yucky
2. Mengenalkan asalnya makanan
3. Belanja bersama ke supermarket
4. Menyiapkan makanan bersama di dapur
5. Mencontohkan untuk makan buah dan sayur setiap hari.
"Anak memakan apa yang mereka sukai. Mereka suka apa yang mereka ketahui. Mereka mengetahui makanan yang sering disajikan untuk mereka." (Susanne Angle, Nutritional Counsel Finland).
Untuk memastikan anak suka atau tidak dengan suatu makanan dibutuhkan 15X mencoba.
Nah, moms udah mencoba
berapa kali sebelum bilang si kecil gak suka makanan A atau makanan B?? Mari
sama-sama belajar bersabar ya moms, kalau dulu sama doi aja bisa sabar sampai
dilamar, masa sekarang sama anak gak bisa. Hehehee.
Happy Sharing! \(^.^)/
Nah ini setuju banget, saat MPASI sebaiknya dikenalkan berbagai macam makanan agar baby mengenal banyak rasa makanan nantinya. Jadi gak pilih pilih
ReplyDelete